(0761) 564422/564433
Pekanbaru, Riau, Indonesia 28299
blog-img
20/05/2025

Indonesia Rayakan Kebangkitan Nasional ke-117: Riau Fokus pada Kekuatan Kolektif

Administrator | Laporan Kinerja SMKKN PKU | Dibaca : 73 Kali

Pekanbaru, Riau – Di jantung lanskap kehutanan Riau, peringatan ke-117 Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) pada 20 Mei 2025, bertajuk "Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat," bergema di antara satuan kerja Kementerian Kehutanan. Namun, melampaui retorika persatuan, esensi kebangkitan di era kompleksitas global ini menuntut dekonstruksi yang lebih mendalam.

Kepala Balai Besar Sumber Daya Alam (SDA) Riau, Supartono S.Hut., M.P., dalam amanatnya sebagai inspektur upacara, menekankan bahwa Harkitnas bukan sekadar seremoni tahunan. Lebih dari itu, momen ini adalah kesempatan untuk merenungkan kembali sejarah perjuangan bangsa dan memupuk kemandirian di tengah kompleksitas lanskap global saat ini. "Semangat kebangkitan yang muncul 117 tahun silam, dengan kesadaran kolektif sebagai motornya, kini kembali relevan untuk menjawab tantangan seperti disrupsi teknologi, ketegangan geopolitik, serta krisis lingkungan hidup," ujarnya.

Namun, implementasi konkret dari seruan "bangkit bersama" memerlukan penjabaran yang lebih substansial. Supartono S.Hut., M.P., menambahkan, "Keberhasilan suatu negara di abad ke-21 tidak lagi ditentukan semata-mata oleh kekayaan alam, melainkan oleh kemampuannya membangun kohesi sosial yang kuat dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan global yang dinamis." Pernyataan ini mengindikasikan adanya pergeseran fokus pembangunan, di mana ketahanan sosial dan kemampuan adaptasi menjadi faktor kunci dalam persaingan di tingkat internasional. Bagi Riau, dengan kekayaan sumber daya alamnya namun juga kerentanannya terhadap perubahan iklim dan fluktuasi pasar global, imperatif ini menjadi semakin krusial.

Amanat tersebut juga menyinggung berbagai program pemerintah di sektor kesejahteraan. Sementara itu, Kepala SMK Kehutanan Negeri Pekanbaru, Slamet Supriyadi, M.Sc., menyoroti pentingnya landasan karakter yang kuat. "Inti dari kebangkitan bukanlah sekadar retorika, melainkan internalisasi nilai-nilai luhur dan tindakan nyata, mencontoh etos kerja serta integritas para pendiri bangsa," tegasnya. Perspektif ini menggarisbawahi bahwa pembangunan yang berkelanjutan memerlukan sumber daya manusia yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga memiliki fondasi etika yang kokoh.

Peringatan Harkitnas di Riau, jika dianalisis lebih lanjut, menjadi pengingat akan potensi jurang antara retorika persatuan dan realitas fragmentasi sosial-politik, serta antara aspirasi kemandirian dan ketergantungan struktural dalam sistem ekonomi global. "Bangkit bersama" memerlukan lebih dari sekadar hidup berdampingan secara pasif; ia menuntut sinergi aktif antar berbagai elemen bangsa, kebijakan yang didasarkan pada data dan analisis yang kuat, serta pemahaman mendalam tentang keterkaitan antara tantangan di tingkat lokal dan global. Oleh karena itu, narasi kebangkitan perlu diterjemahkan menjadi agenda aksi yang terukur dan strategis untuk memperkuat fondasi sosial-ekonomi Riau dan Indonesia, serta meningkatkan daya saing di panggung internasional.

Bagikan Ke:

Berita Populer






© 2018-2020. Copyright All Rights Reserved